Jumat, 13 Juli 2012

Aurod Nabi Shollallaahu 'Alaihi Wa Sallam Ba'da Shalat

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud serta An-Nasa'i dari Zaid bin Arqam Rodhiyallaahu 'Anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam tiap-tiap selesai menunaikan shalat mengucapkan:


أَللّهُمَّ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلَّ شَيْئٍ. أَنَا شَهِيْدٌ أَنَّكَ الرَّبُّ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ.

"Ya Allah Ya Tuhan Kami, dan tuhan segala sesuatu, Aku bersaksi bahwa Engkau adalah tuhan Yang Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Mu"




أَللّهُمَّ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلَّ شَيْئٍ. أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ.


"Ya Allah Ya Tuhan kami, dan Tuhan segala sesuatu, Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu".


أَللّهُمَّ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلَّ شَيْئٍ. أَنَّ الْعِبَادَ كُلُّهُمْ إِخْوَةٌ


"Ya Allah Ya Tuhan Kami, dan Tuhan segala sesuatu, aku bersaksi bahwa semua hamba adalah bersaudara"

 
أَللّهُمَّ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلَّ شَيْئٍ. إِجْعَلْنِيْ مُخْلِصًا لَكَ وَأَهْلِيْ فِى كُلِّ سَاعَةٍ مِنَ الدُّنْيَا وَالْأ خِرَةِ

"Ya Allah Ya Tuhan Kami, dan Tuhan segala sesuatu, jadikanlah aku dan keluargaku sebagai orang yang ikhlas terhadap-Mu dalam setiap saat di dunia dan di akhirat".



يَاذَاالْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ. إِسْمَعْ وَاسْتَجِبْ ! أَلله ُ أَكْبَرُ الْأَكْبَرُ. نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ . أَلله ُ أَكْبَرُ الْأَكْبَرُ.

 حَسْبِيَ الله ُوَنِعْمَ الْوَكِيْلِ. أَلله ُ أَكْبَرُ الْأَكْبَرُ.


"Wahai Dzat  yang mempunyai kebebasan dan kemuliaan, dengarkanlah dan kabulkanlah permohonanku ini. Allah Maha Besar, Yang Maha Besar, Cahaya langit dan Bumi, Allah Maha Besar, Yang Maha Besar, Cukuplah Engkau Ya Allah sebagai penolong, Allah Maha Besar, Yang Maha Besar"



Rabu, 11 Juli 2012

Kecukupan harta dan kekayaan ada dalam kebesaran jiwa

Diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki bertanya pada Abdullah bin Amru bin Aash Rodhiyallaahu 'Anhu:

"Apakah aku bukan termasuk seorang Muhajirin yang miskin ?"

Abdullah bin Amru bin Aash balik bertanya: 

"Apakah engkau mempunyai seorang isteri yang kau hidupi ?"

Orang itu menjawab: "Ya ada"

Abdullah bin Amru bin Aash bertanya lagi: 

"Apakah engkau mempunyai tempat tinggal yang didiami ?"

Orang itu menjawab: "Ya ada"

Abdullah bin Amru bin Aash berkata lagi: 

"Engkau termasuk orang kaya"

Orang itu menanggapi kembali: 

"Bahkan saya punya pelayan"

Mendengar hal itu Abdullah bin Amru bin Aash berkata: 

"Jikalau begitu keadaanmu, maka kau termasuk golongan raja-raja" (H.R. Muslim).

Walhasil, Kecukupan harta dan kekayaan ada dalam kebesaran jiwa, karena sesungguhnya kecukupan itu sendiri dengan menggunakannya dengan baik apa yang dimiliki, dan membuang ketergantungan pada angan-angan itu merupakan rahasia kemenangan terhadap kondisi lingkungan dan keadaan yang dihadapi.

Ingatlah akan sabda Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam:

"Tidaklah terbit matahari, melainkan ikut pula bersamanya dua malaikat yang memperdengarkan kepada seluruh penghuni bumi selain dari jin dan manusia, kata mereka, 'Wahai manusia, bersegeralah kalian kepada Tuhanmu, sesungguhnya yang sedikit tapi mencukupi itu lebih baik daripada yang banyak tapi melalaikan'

Dan tidaklah terbenam matahari, melainkan ikut pula dua malaikat yang menyerukan, 'Ya Allah berikanlah segera ganti kepada orang yang memberi, dan segerakan pula kebinasaan bagi mereka yang tidak mau memberi' ". (H.R. Al-Mundziry).

Walloohu Wa Rosuuluhu A'lam.

Hidup di Dunia tidak lepas dari Rahmat Allah Ta'aalaa

Dari Shahabat Jabir Rodhiyallaahu 'Anhu berkata: Suatu ketika Rasuulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam keluar menjumpai kami, seraya bersabda:

"Tadi Jibril shahabatku datang menemuiku, ia berkata: Ya Muhammad ! demi Allah Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran. Ada salah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah, telah beribadah kepada Allah selama lima ratus tahun di puncak gunung di tengah samudera, lebar dan tingginya tiga puluh hasta kali tiga puluh hasta. 

Dikelilingi oleh lautan seluas empat ribu farsakh dari setiap sisinya. Allah mengeluarkan mata air baginya selebar ibu jari yang memancarkan air tawar yang menggenang di bawah gunung itu. Dan Allah pun menumbuhkan bagi si abid tadi sebatang pohon delima, yang tiap-tiap malam mengeluarkan sebuah delima. sepanjang hari ia beribadah, dan ketika menjelang sore harinya ia mengambil air wudhu kemudian memetik buah delima itu dan kemudian memakannya. Setelah itu ia mengerjakan shalat kembali.

Ia memohon kepada Alah agar bila tiba ajalnya, ia berharap mati dalam keadaa bersujud, dan supaya bumi atau serangga tidak merusak jasadnya hingga datang hari kebangkitan kelak, masih dalam keadaan tetap sujud.

Jibril berkata: "Permohonannya itu dikabulkan oleh Allah, dan kami melaluinya ketika kami turun naik. kami dapatkan dalam ilmu" 

Ketika datang waktu dibangkitkan pada hari kiamat, ia dihadapkan kepada Allah, lantas Allah berfirman, 'Masukkan ia ke dalam surga dengan rahmat-Ku !'

Si Abid menjawab: "Ya Allah wahau Tuhanku, bagaimana dengan amalku ?".

Allah berfirman: "Masukkan hamba-Ku ke dalam surga dengan rahmat-Ku !"

Si Abid menjawab lagi:""Ya Allah wahau Tuhanku, bagaimana dengan amalku ?".

Lalu Allah Ta'aalaa berfirman: "Timbanglah berat nikmat-nikmat-Ku yang telah diberikan kepadanya, dengan amal hasil perbuatannya !".

Setelah di timbang, maka hasilnya amal si Abid yang sudah beribadah selama lima ratus tahun itu, hanya jadi sebesar biji bola mata, sedangkan nikmat-nikmat Allah jauh lebih berat dan lebih banyak. Lalu terdengar Allah Berfirman: "Masukkanlah hamba -Ku ini ke dalam neraka!"

Lalu si Abid pun digiring ke neraka, dan dengan keputusan ini, maka si Abid berteriak: "Ya Allah Ya Tuhanku dengan Rahmat-Mu masukkanlah daku ke dalam surga".

Mendengar teriakan si Abid demikian, maka Allah berfirman: "Kembalikanlah ia !"

Kemudian ia dihadapkan kembali kepada Allah, dan Allah berfirman seraya bertanya: "Hai hamba-Ku siapakah yang telah menciptakan engkau sebelum engkau ada?"

"Engkau wahai Tuhanku ". Jawab si Abid

Allah berfirman kembali: "Siapakah yang telah memberimu kekuatan untuk beribadah semala lima ratus tahun ?"

Si Abid menjawab: "Engkau wahai Tuhanku ".

Lalu Allah berfirman lagi: "Siapakah yang telah menempatkanmu di puncak gunung di tengah-tengah samudera, dan mengeluarkan untukmy air tawar dari air asin, dan mengeluarkan sebuah delima tiap-tiap malam, padahal delima itu keluarnya hanya satu tahun sekali ?"

"Engkau wahai Tuhanku ". Jawab si Abid.

Allah berfirman kembali: "Itu semua adalah dengan rahmat-Ku. Dan dengan rahmat-Ku pula engkau Ku masukkan ke dalam surga, maka masukkanlah hamba-Ku ini ke dalam surga".

Akhirnya Jibril menutup pembicaraan dengan perkataannya:"Sesungguhnya segala sesuatu itu hanya dengan rahmat Allah, Ya Muhammad !"  (Hadits Riwayat Al-Mundziry)

Janganlah berpikiran buruk dengan keadaan

Suatu ketika Rasuulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, membesuk seorang Arab desa yang sedang menderita sakit demam. Beliau menghibur dan membesarkan hati orang tersebut, dengan sabda beliau:


"Semoga penyakitmu ini menjadi penawar dosa".

Orang Arab yang sakit itu menjawab:

"Namun yang ku rasakan saat ini demam yang sangat mendidih, yang meninmpa diriku seorang yang tua renta, untuk menyerekku ke liang kubur"

Mendengar keluhan demikian, maka Baginda Rasuulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, bersabda:

"Kalau begitu, akan seperti apa yang engkau pikirkan".

Jadi, kebahagiaan, kesengsaraan, kesejahteraan, kedamaian dan ketenangan jiwa, muncul dan tumbuh dari dalam diri manusia itu sendiri. Sejatinya dia sendirilah yang memberi warna pada kehidupannya dengan warna-warna yang putih bersih atau warna hitam kelam, artinya bahwa warna kehidupan itu senantiasa akan mirip dengan wadah yang akan dihiasinya.

Rasuulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, Bersabda:


فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ (رواه الترمذى)

"Barangsiapa rela, maka baginyalah kerelaan, dan barangsiapa benci maka baginyalah kebencian". (H.R. At-Turmudzi).

Walloohu Wa Rosuuluhu A'lam.

Mohon lah kesejahteraan jangan memohon kesabaran

Suatu hari Rasuulullah Shallallaahu 'Alaihi wa sallam mendengar seseorang berdo'a:

"Ya Allah berikanlah hamba kesabaran !".

Mendengar hal tersebut Baginda Rasuulullah Shallallaahu 'Alaihi wa sallam langsung menegur dengan sabdanya:

"Engkau telah meminta bencana, alangkah lebih baiknya mohonlah kepada Allah 'Afiat (kesejahteraan" (H.R. At-Turmudzi).

Muthraf bin Abdullah berkata: "Diberikan kesejahteraan lalu aku bersyukur lebih aku sukai, daripada aku diberi bencana lalu aku bersabar, sebab posisi kesejahteraan itu lebih dekat kepada keselamatan. Karena itulah aku memilih syukur daripada sabar, sebab sabar itu keadaan orang-orang yang kena bencana".

Walloohu Wa Rosuuluhu A'lam.

Do'a minta Kebaikan di dunia dan di akhirat

Diriwayatkan bahwa Rasuulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam suatu saat pernah mengunjungi seorang lelaki Muslim yang sedang sakit, orang itu dalam keadaan kurus dan lemah tak berdaya bagaikan anak burung yang baru ditetaskan. 

Melihat hal demikian, lalu Baginda Rasuulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bertanya: "Apakah waktu dulu engkau pernah berdo'a memohon kepada Allah dengan sesuatu do'a atau meminta sesuatu kepada-Nya ?"

Orang itu menjawab: "Benar ya Rasuulullah, saya dulu pernah berdo'a begini, Ya Allah janganlah Engkau siksa di akhirat karena dosa-dosa yang telah aku lakukan, kalau Engkau akan menyiksaku juga, maka jadikanlah siksaan-Mu itu di dunia sahaja "

Mendengar jawaban orang itu, baginda Rasuulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam, bersabda: "Subhaanallah ! engkau tidak akan sanggup menerimanya, tidaklah lebih baik engkau berdo'a:


رَبَّنَا أتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (رواه مسلم)

Ya Allah, berikanklah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta hindarkanlah kami dari api neraka" (H.R. Muslim).

Kemudian orang yang sakit itu mengikuti apa yang dianjurkan oleh baginda Rasuulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam dan akhirnya ia sembuh dari sakitnya.

Walloohu wa Rosuuluhu A'lam.

Selasa, 10 Juli 2012

Do'a terhindar dari kesusahan

Abu Sa'id berkata: Pada suatu hari, Rosuulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam memasuki Masjid, tiba-tiba dilihatnya seorang lelaki Anshor yang bernama Abu Umamah sedang duduk bermenung, lalu ditanya oleh beliau: "Hai Abu Umamah, apa gerangan penyebab engkau duduk di Masjid bukan waktu shalat ?". 

Abu Umamah Menjawab: "Saya lagi susah memikirkan hutang Ya Rosuulullah !". Rasuulullaah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda lagi: "Maukah kau ku ajarkan bacaan yang bila kau baca maka Allah akan menghapuskan kesusahanmu dan melunasi hutang-hutangmu ?"

"Mau Ya Rasuulullah !". Jawab Umamah. Setelah itu lalu baginda Rasuulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Ucapkanlah oleh setiap pagi dan petang:



ألَلّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزْنِ. وَ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ.وَ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْجُبْنِ 

وَالْبُخْلِ.وَ أَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ  (رواه أبو داود)

"Ya Allah ! aku berlindung kepada-Mu dari rasa susah dan sedih, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang".  (H.R. Abu Dawud)

Setelah itu, Abu Umamah berkata: "Maka aku pun melakukan sesuai dengan petunjuk baginda Rasuulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam itu, dan akhirnya Allah pun menghilangkan rasa susahku dan melunasi hutang-hutangku".



Walloohu Wa Rosuuluhu  A'lam.